Di era digital saat ini, memiliki website yang profesional dan responsif adalah kebutuhan penting bagi bisnis, personal branding, maupun portofolio. Salah satu tools yang semakin populer di kalangan desainer dan kreator digital adalah Webflow—platform website builder berbasis visual yang memungkinkan Anda mendesain situs tanpa perlu menulis kode. Bagi pemula, Webflow mungkin terdengar kompleks. Tapi dengan panduan ini, Anda akan memahami langkah-langkah praktis cara membuat website dengan Webflow, dari awal hingga siap dipublikasikan.

Apa Itu Webflow?
Webflow adalah platform no-code website builder yang menggabungkan kekuatan desain visual dan fleksibilitas HTML/CSS. Anda bisa mengatur setiap elemen secara presisi, menambahkan animasi, mengelola konten dengan CMS, dan meng-hosting situs Anda langsung dari platform yang sama. Tidak seperti WordPress atau Wix yang berbasis tema, Webflow memberi kebebasan penuh untuk membangun layout dari nol. Ini menjadikannya pilihan favorit bagi UI/UX designer dan freelancer.
Langkah-Langkah Membuat Website dengan Webflow
1. Membuat Akun Webflow
Langkah pertama adalah mendaftar ke Webflow:
- Kunjungi https://webflow.com
- Klik Get Started atau Sign Up
- Isi nama, email, dan password Anda
- Webflow akan menanyakan tingkat pengalaman (pilih “Beginner” jika baru pertama kali)
Setelah login, Anda akan diarahkan ke Dashboard tempat semua proyek Anda tersimpan.
2. Membuat Proyek Baru
- Klik tombol New Project
- Pilih apakah ingin mulai dari template atau halaman kosong (Blank Canvas)
- Beri nama proyek sesuai kebutuhan (contoh: “Website Toko Buku”)
Jika Anda pemula, Anda bisa memilih salah satu template gratis untuk mempelajari struktur dasarnya. Namun, jika ingin eksplorasi bebas, mulai dari halaman kosong.
3. Mengenal Tampilan Webflow Designer
Antarmuka Webflow Designer terdiri dari beberapa bagian utama:
- Canvas (Tengah): Area tempat Anda merancang halaman secara visual
- Navigator (Kiri atas): Struktur elemen (seperti DOM dalam HTML)
- Style Panel (Kanan): Untuk mengatur warna, font, padding, margin, dan lainnya
- Element Panel (Kiri): Berisi elemen-elemen seperti teks, gambar, tombol, div
- Pages Panel: Untuk menambah dan mengatur halaman situs
4. Membangun Struktur Halaman
Struktur halaman biasanya dimulai dari atas ke bawah:
- Navbar (Navigasi)
Tambahkan menu utama menggunakan komponen Navbar. Anda bisa menambahkan logo, link ke halaman lain, dan tombol CTA (Call to Action). - Hero Section
Bagian pertama yang dilihat pengunjung. Tambahkan heading, subheading, gambar atau video, dan tombol aksi. - About / Services / Produk
Tambahkan Section, lalu gunakan Container untuk menyusun konten secara terpusat. Gunakan Flexbox atau Grid untuk membuat layout responsive. - Contact Section
Tambahkan Form dengan field nama, email, pesan, dan tombol submit. Webflow menyediakan sistem form bawaan yang langsung mengirim notifikasi ke email Anda.
5. Menambahkan Gambar, Video, dan Ikon
- Gambar bisa di-upload langsung ke Webflow Assets
- Video bisa ditanam dari YouTube atau file langsung
- Untuk ikon, Anda bisa menggunakan SVG atau font-icon dari Font Awesome
Pastikan semua media memiliki alt text untuk SEO.
6. Customisasi Gaya dan Responsivitas
- Gunakan Style Panel untuk mengatur font, warna, ukuran, margin, padding, dan alignment
- Buat Class untuk elemen agar dapat digunakan ulang di bagian lain
- Uji tampilan di berbagai perangkat (Desktop, Tablet, Mobile) menggunakan toolbar di atas Canvas
Responsivitas sangat penting untuk performa SEO dan kenyamanan pengguna.
7. Menambahkan Interaksi dan Animasi
Webflow mendukung animasi interaktif tanpa perlu JavaScript. Anda bisa:
- Menambahkan scroll animation (elemen muncul saat scroll)
- Membuat hover effect untuk tombol dan gambar
- Mengatur navbar agar muncul/hilang saat pengguna scroll
Klik ikon Petir (Interactions) di kanan atas untuk mengatur animasi secara visual.
8. Mengelola Konten dengan CMS (Optional)
Jika Anda membuat blog, portofolio, atau katalog, gunakan fitur CMS Webflow:
- Buka tab CMS > Collections > New Collection
- Tambahkan field seperti Judul, Isi, Gambar, Tanggal
- Tambahkan Collection List ke halaman dan hubungkan dengan konten dinamis
- Buat halaman dinamis otomatis dengan desain seragam
CMS sangat membantu untuk website dengan banyak konten yang berubah-ubah.
9. SEO dan Pengaturan Metadata
Untuk optimasi mesin pencari:
- Klik ikon Pages > Settings pada setiap halaman
- Isi Page Title, Meta Description, dan Open Graph
- Tambahkan alt text untuk semua gambar
- Aktifkan Auto-generate Sitemap.xml dan robots.txt
Webflow juga mendukung integrasi Google Analytics, Facebook Pixel, dan kode custom lainnya.
10. Preview dan Testing
Selalu uji situs Anda sebelum publikasi:
- Klik ikon mata (Preview) untuk melihat hasil nyata
- Gunakan tombol perangkat di atas untuk uji responsif
- Coba semua link dan form apakah bekerja dengan baik
Jika Anda menggunakan animasi, pastikan tidak mengganggu kecepatan loading atau aksesibilitas.
11. Publish Website
Setelah semuanya siap:
- Klik tombol Publish
- Untuk testing: Publish ke subdomain gratis Webflow (contoh: tokobuku.webflow.io)
- Untuk domain sendiri:
- Masuk ke Project Settings > Hosting
- Tambahkan domain custom Anda (misal: www.tokobukuanda.com)
- Ikuti instruksi untuk mengatur DNS domain dari provider seperti Niagahoster, GoDaddy, atau Cloudflare
- Masuk ke Project Settings > Hosting
SSL otomatis aktif tanpa biaya tambahan.
Tips Sukses Membuat Website Webflow
- Gunakan Webflow University untuk belajar lebih lanjut (gratis, interaktif)
- Simpan proyek Anda secara berkala (auto-save tersedia)
- Buat Style Guide Page di awal untuk konsistensi desain (warna, font, heading)
- Gunakan Global Class untuk styling yang efisien
- Gunakan gambar berukuran ringan agar website tetap cepat
Contoh Penggunaan Webflow dalam Berbagai Proyek
Webflow bisa digunakan untuk berbagai jenis website, tidak terbatas pada satu kategori. Berikut beberapa contoh implementasinya:
1. Website Portofolio
Banyak desainer grafis, UI/UX, fotografer, hingga videografer menggunakan Webflow untuk menampilkan karya mereka dengan tampilan visual yang menarik. Dengan fitur animasi dan layout fleksibel, portofolio Anda bisa tampil lebih profesional dibandingkan template standar.
2. Landing Page Produk
Startup dan bisnis digital sering kali menggunakan Webflow untuk membuat landing page produk, pre-launch campaign, atau halaman promosi musiman. Karena Webflow mendukung animasi, form, dan integrasi email marketing, Anda bisa membuat halaman penjualan yang konversinya tinggi.
3. Company Profile atau Website UMKM
Pemilik usaha kecil dan menengah bisa menggunakan Webflow untuk membuat website yang cepat, informatif, dan menarik tanpa harus menyewa tim developer. Dengan biaya terjangkau dan tampilan modern, Webflow memberi solusi efektif untuk membangun kehadiran digital.
Dengan satu platform, Webflow membantu Anda menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Tanpa perlu plugin tambahan atau install server, Anda bisa langsung fokus pada konten dan pengalaman pengguna. Ini adalah investasi jangka panjang untuk siapa pun yang ingin serius membangun website profesional.
Membuat website dengan Webflow adalah proses yang menyenangkan sekaligus powerful. Anda bisa menciptakan website profesional tanpa coding, dengan kebebasan desain dan struktur yang luar biasa. Meskipun perlu waktu untuk membiasakan diri dengan antarmukanya, hasil akhir yang Anda dapatkan sangat sepadan—website yang cepat, modern, dan 100% sesuai kebutuhan Anda. Baik untuk portofolio, blog, company profile, maupun landing page, Webflow menawarkan solusi desain yang fleksibel dan ramah SEO. Dengan satu platform, Anda bisa desain, publish, dan mengelola situs tanpa perlu plugin tambahan atau repot mengurus server.
Baca Juga: Begini Cara Promosi Online Menggunakan Media Sosial
Untuk mengetahui infomasi selengkapnya Anda bisa mengunjungi website jagomarketing.id atau hubungi admin via Whatsapp
